Minggu, 28 April 2013

laporan analisis pangan saya...:)


LAPORAN PRAKTIKUM ANALISIS PANGAN
“Pembuatan Larutan NaOH dan Standarisasi Larutan HCl”

Disusun Oleh :
Kelompok 1
Suryani
(12733037)






PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PANGAN
POLITEKNIK NEGERI LAMPUNG
BANDAR LAMPUNG
2013

Pembuatan Larutan NaOH 0,1 N Dan Standarisasi Normalitas HCl

Tujuan Praktikum
1. Mampu menjelaskan prinsip standarisasi
2. Mampu melakukan standarisasi larutan 
3. Mampu mendeskripsikan hasil standarisasi larutan
4. Mampu memuat larutan

Waktu dan Tempat Praktikum
Waktu : Kamis, 21 Maret 2013
Tempat : Laboratorium THP, Politeknik Negeri Lampung

Dasar Teori 
Larutan yang akan digunakan untuk analisis sebaiknya diketahui secara pasti konsentrasi  atau normalitas nya , sehingga keslahan analisis akibat bahan kimia yang digunakan tidak terjadi . larutan yang telah dibuat dalam jangka waktu lama dapat mengalami perubahan karena factor lingkungan , misal nya solvent / pelarutnya menguap dan terjadi perubahan normalitasnya. Bila larutan yang digunakan tidak diketahui normalitas nya dapat dicari normalitas nya atau normalitas nya diragukan dapat dilakukan pembakuan atau standarisasi menggunakan larutan standar yang diketahui normalitas nya. Untuk mengetahui normalitas sebenarnya terhadap larutan NaOH dan HCl dapaat dilakukan pembakuan menggunakan larutan asam oksalat ( H2C2O4. 2H2O ) 0,1 N.

Alat dan Bahan

Alat  : 
Buret - Statif + Klem
Erlenmayer - Labu ukur
Pipet ukur - Pipet tetes
Corong - Bulp
Alas titar - Neraca analitik
Gelas kimia - Cawan arloji
Bahan
NaOH 0,1 N - HCl
Indicator pp - Aquadest

Prosedur Kerja

Membuat Larutan NaOH 0,1 N Standar

Menyiapkan alat dan bahan 
Membersihkan peralatan 
Menimbang 1 gram NaOH , melarutkan dalam gelas piala dengan aquadest
Memasukkan ke dalam labu takar 250 mL , lalu menambahkan aquadest sampai tanda tera dan menghomogenkan nya
Menyimpan di botol gelas

Standarisasi Normalitas Larutan HCl

Menyiapkan alat dan bahan 
Membersihkan peralatan yang akan digunakan 
Memipet 10 mL larutan HCl yang akan dilakukan standarisasi dan memasukkan nya kedalam erlenmayer 100 mL 
Memasukkan NaOH kedalam tabung buret sampai tanda tera dan pasang buret pada triple beam balance kemudian memastikan pada alat pengeluaran buret rapat dan tidak bocor
Menambahkan 2 tetes indicator pp kedalam larutan HCl 
Melakukan titrasi HCl dengan NaOH dan mencatat volume NaOH yang diperlukan ( sampai titik akhit titrasi )
Melakukan perhitungan Normalitas HCl, serta mencatat volume NaOH yang di perlukan. 

Data Pengamatan

Pembuatan larutan NaOH 

Aquadest : 250 mL
Berat NaOH : 1, 0980 gram

Standarisasi Normalitas HCl

V. HCl : 10 mL
N. HCl : 0,0955 N
V. NaOH : 9,55 mL
N.NaOH : 0,1 N
Indicator pp : 2 tetes
Perubahan warna : dari tidak berwarna menjadi pink seulas
Data Kelompok 
No Nama Volume NaOH Volume HCl Normalitas NaOH Normalitas HCl Indicator pp
1 Bagus Chandra 9,575 mL 10 mL 0,1 N 0,09575 2 tetes 
2 Endang Subakti 9, 56 mL 10 mL 0,1 N 0,0956 2 tetes
3 Revi Anggraini 9,57 mL 10 mL 0,1 N 0,0957 2 tetes
4 Ismaah Septa A. 9,55 mL 10 mL 0,1 N 0,0955 2 tetes
Perhitungan
Diketahui 
suryani : V1  =  9,55 mL
  V2  = 10 mL
  N1  =  0,1 N
Ditanya : N2 =. . . .?
Jawab : V1. N1 =  V2. N2
  9,55 . 0,1 =  10 . N2
  0,955 . = 10 N2
  N2 = 0,955/10
  N2 = 0,0955 N

Pembahasan
Larutan standar merupakan larutan yang telah di ketahui konsentrasinya. Sehingga di perlukan standarisasi larutan agar kesalahan saat menganalisis bahan kimia tidak terjadi akibat bahan kimia yang di gunakan. Larutan yang berada di erlenmeyer disebut larutan analit yang belum di ketahui konsentrasinya. Larutan yang berada di dalam buret   disebut sebagai titran, dan sudah menjadi larutan standar.  
Pada proses pembuatan larutan NaOH, dengan menembakan akuades ke dalam labu takar sampai pada titik tera, dan kemudian mengocoknya sampai homogen, maka terjadi reaksi ditandai dengan larutan menjadi panas, terjadi reaksi eksotermal, dan ketika diencerkan larutan menjadi bening
Penambahan Indikator fenoftalein yang memiliki pH antara 8 – 9,6 karena fenoftalein termasuk asam lemah dalam keadaan terionisasi. Perubahan warna yang terjadi adalah menjadi kuning, kemudian terjadi perubahan warna lagi setelah larutan NaOH dan HCl ditetesi fenoftalein dari buret dan warnanya menjadi merah muda seulas. Data hasil volume NaOH yang di perlukan berbeda karena setiap masing-masing individu memiliki cara yang berbeda dalam melakukan titrasi. Misalnya saat melihat volume saat akhir titrasi yang berada dalam buret, sehingga perhitungannya pun akan berbeda. Namun selisihnya tidak terlalu banyak.  

Kesimpulan  

Standarisasi di lakukan untuk mengetahui Normalitas menggunakan larutan standar
Volume NaOh yang terpakai sebanyak 9,55 mL
Perhitungan didapatkan konsentrasi titrasi asam terhadap basa sebesar 0,0955 N
Saat mencapai titik akhir titrasi berwarna pink(merah muda) seulas.


DAFTAR PUSTAKA
Vogel.1989.Kimia Kuantitatif, Edisi ke-4,penerbit Erlangga, Jakarta.
Fardiaz, D, dkk. 1995. Analisis Pangan. Penuntun Praktikum. IPB, Bogor
















LAMPIRAN

Soal

 10, 0 mL larutan HCl dititrasi dengan NaOH 0,1 N , tentukan : 
pH saat penambahan NaOH 0,1 N sebanyak  : 
5,0 mL
9,9 mL
10,0 mL
10,1 mL
Jawab
                   HCl + NaOH NaCl + H2O
Mula-mula 10 mmol   0,5 mmol
Reaksi     0,5 mmol   0,5 mmol 
Sisa     0,5 mmol   0,5 mmol

M HCl [ H+ ] = 0,5/(15 ) = 0.033 M = 33 . 10-3 M
pH = - log [ H+ ] = - log 33 . 10-3 = 3-log 33 = 3 – 1,518 = 1,48

HCl + NaOH  NaCl + H2O
Mula-mula 1 mmol o,5 mmol
Reaksi  0,99 mmol 0,99mmol 
Sisa 0,01 mmol 0,99 mmo
M HCl [ H+ ] = 0,01/( 19,9) = 0.0005 M = 5 . 10-4 M
pH = - log [ H+ ] = - log 5 . 10-4  = 4-log 5 = 4– 0,6989 = 33,01


HCl + NaOH  NaCl + H2O
Mula-mula 1 mmol 1 mmol
Reaksi  1mmol 1 mmol 
Sisa  1 mmo
pH = - log Pkw/( Pka) = -log 〖10 〗^(-14)/( 〖10 〗^(-7) ) = - log 10-7= 7

HCl + NaOH  NaCl + H2O
Mula-mula 1 mmol 1,01 mmol
Reaksi  1 mmol 1 mmol 1 mmol 
Sisa 0,01 mmol 1 mmol

 [OH- ] = 0,01/(20,1 ) = 0.00049 M = 49 . 10-5 M
pOH = - log [ OH- ] = - log49 . 10-5  = 5 -log 49 = 5– 1,69 = 3,31

pH = Pkw – pOH 
      = 14 – 3,31 
= 10,69




Tidak ada komentar:

Posting Komentar